Harga Telur dan Daging Ayam Mendadak Naik, Pemerintah Provinsi Siapkan SPHP Jagung
Mediaganas.id – Harga telur ayam ras di Jawa Barat merangkak naik lagi memasuki pertengahan September 2025. Kalau awal September tercatat Rp 27.708 per kilogram, menjadi Rp 28.557 per kilogram pada 15 September 2025. Kenaikan ini mencapai 3,06 persen.
Angka itu berdasarkan hasil pemantauan Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan RI.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Nining Yuliastiani, menjelaskan, meskipun rata-rata harga telur di Jabar masih berada di bawah harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah, tapi terdapat beberapa daerah yang mencatat harga di atas HAP.
“Wilayah dengan harga telur ayam ras yang telah melebihi HAP adalah Kabupaten Indramayu, dengan rata-rata harga mencapai Rp 31 ribu per kilogram,” kata Nining, kepada Tribun Jabar, Rabu (17/9/2025).
Nining menyebut Jawa Barat merupakan produsen telur ayam ras terbesar ketiga secara nasional, dengan kontribusi 11,11 persen.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar mencatat pada Agustus 2025 ketersediaan telur mencapai 194.220 ton, melebihi kebutuhan sebesar 54.716 ton.
“Kondisi ini masih rentan terhadap fluktuasi harga, terutama karena faktor biaya produksi,” ucap Nining.
Menurut Nining, kenaikan harga telur tak lepas dari naiknya harga jagung pipilan kering, yang menjadi komponen utama pakan ternak.
“Dalam struktur biaya, pakan menyumbang 70 hingga 80 persen dari total biaya produksi. Sementara 80 persen pakan ayam ras petelur berasal dari jagung pipilan kering. Pada Agustus 2025 harga jagung tercatat Rp 5.293 per kilogram, naik Rp 135 dari bulan sebelumnya. Bahkan di pasar harganya bisa tembus Rp 6.200 hingga Rp7.000 per kilogram,” katanya.
Berdasarkan data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), harga telur di tingkat peternak pada akhir Agustus berkisar Rp 25.500 hingga Rp 26 ribu per kilogram.
Namun per 15 September, harga naik ke kisaran Rp 25.800 hingga Rp 26.300 per kilogram.
Selain telur, harga daging ayam ras pun ikut terkerek. Harga di tingkat peternak pada pekan lalu rata-rata Rp 21.961 per kilogram bobot hidup (BBH). Harga itu naik menjadi Rp 23.038 per kilogram BBH pada 16 September 2025, atau naik sekitar 4,9 persen.
Menurut Nining, ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga ayam terus naik. Pertama, biaya produksi unggas, di mana 70 persen berasal dari pakan, sementara kebutuhan pakan terbesar adalah jagung.
Harga jagung di tingkat peternak naik 8,15 persen dari Rp 5.681 menjadi Rp6.144 per kilogram. Harga tertinggi di Kabupaten Indramayu mencapai Rp 6.700 dan terendah di Kabupaten Ciamis Rp 5.500. Bahkan di lapangan, harga sempat menembus Rp 7.000 per kilogram.
Sumber : Tribunjabar